https://bpprd.musirawaskab.go.id/logo/dana/ https://bpprd.musirawaskab.go.id/demo/ https://media.iass.or.id/ https://sipet.gunungmaskab.go.id/thailand/ https://pena.kalteng.go.id/public/fontawsome/s2024pulsa/ https://ict2u.polije.ac.id/uploads/pemilu/demo/ https://dukcapil.wajokab.go.id/demo/ https://ict2u.polije.ac.id/fonts/thailand/ https://event.umj.ac.id/files/sloy-gacor/ https://event.umj.ac.id/foto_berita/demo/
slot thailand slot gacor resmi demo slot
Pusat Preservasi Perpustakaan Nasional RI
Logo PNRI
Bleaching, tidak hanya di salon kecantikan
Ditulis Oleh: Leni Sudiarti

Sabtu, 9 mei 2020 - Anda pernah mendengar kata-kata "bleaching" sebelum ini? Yaaa… mungkin satu dua kali pernahlah. Dan apa yang mungkin kemudian muncul di fikiran Anda? "Pemutihan", memutihkan, mempercantik penampilan fisik seseorang. Terbayang orang yang telah menjalani treatment bleaching di salon akan tampil dengan kulit yang lebih putih, lebih kinclong, lebih cerah dari sebelumnya. Penampilan akan nampak lebih menarik. 


Nyatanya, istilah bleaching tidak hanya ada di dunia "persalonan" kecantikan. Bleaching juga ada di dunia konservasi kertas. Pengertiannya pun hampir sama. Lebih putih, lebih cerah, lebih bersih. Begitulah. Kertas yang di-bleaching pun diharapkan akan tampil dengan keadaan yang lebih putih, lebih cerah, lebih bersih. 


Koleksi bahan perpustakaan yang berbahan kertas, bisa saja di-bleaching, asalkan : isi atau tulisan yang ada di kertas tersebut tidak luntur. Hal ini adalah karena proses bleaching menggunakan air sebagai bahan dominannya. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika yang dibleaching adalah koleksi yang luntur. Tentu tulisan / isinya akan hilang atau rusak. 


Karena syarat utamanya adalah tidak luntur, maka yang umumnya di-bleaching adalah koleksi yang dicetak dengan mesin, bukan tulis tangan (handwriting). Contoh koleksi ini adalah : buku, peta, gambar (hasil cetakan). 


Untuk meyakinkan bahwa koleksi tersebut tidak luntur, maka dilakukanlah uji luntur terhadap koleksi tersebut terlebih dahulu. 


Berikut proses bleaching yang biasa dilakukan di Perpusnas RI :

  1. Bongkar koleksi lembar perlembar, dengan mengikuti pasangan jilidannya.Letakan di atas alat bantu (kassa nyamuk/ strimin) 

  1. Siapkan larutan PK (Kalium permanganat), dengan konsentrasi sekitar 10-15 % (massa per volum). Artinya, 10-15 gram serbuk PK dimasukan ke dalam air, hingga total volumenya menjadi 1 (satu liter). 

  2. Masukan no. 1 tadi ke dalam no. 2,satu persatu. Boleh ditumpuk, hingga sekitar 5 (lima) tumpukan. Biarkan terendam total (semua tenggelam) selama sekitar 30 menit. Kertas akan nampak menjadi kehitaman. 

  3. Angkat, bilas dengan air mengalir sekitar 5 menit. 

  4. Siapkan larutan asam oksalat. Yaitu dengan konsentrasi sekitar 20% (massa per volum). Artinya, 20 gram serbuk asam oksalat dilarutkan dalam air, hingga total volumenya 1 (satu) liter. 

  5. Masukan lembaran yang sudah dibilas tadi ke dalam asam oksalat. Biarkan kurang lebih 30 menit, atau hingga kertas nampak lebih cerah, lebih putih dan lebih bersih. 

  6. Keluarkan dari asam oksalat. 

  7. Bilas dengan air mengalir, selama sekitar 1-2 jam. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan asam yang mungkin masih ada dalam kertas tsb. 

  8. Jemur kertas tadi di rak penjemur, atau biarkan di ruang terbuka, hingga kering. Tidak di bawah matahari langsung. 

  9. Proses bleaching selesai. 


Biasanya, di PerpusnasRI,setelah bleaching, akan dilanjut dengan proses deasidifikasi. Deasidifikasi adalah proses pengurangan atau penetralan asam pada koleksi tsb. Larutan yang digunakan adalah larutan magnesium 2% (dibuat dari serbuk magnesium dan air) yang telah dialiri gas CO2 selama 1 jam. Selesai prosedur no. 8 di atas, maka koleksi akan dideasifikasi dengan merendamnya ke dalam larutan magnesium tadi selama 1-2 jam. Setelah itu baru dilanjut ke proses no. 9 dan seterusnya. Harus diingat bahwa pada proses penjemuran, koleksi jangan ditumpuk. Hal ini untuk menghindari munculnya noda air pada permukaan kertas. 


Biasanya, koleksi akan kering pada keesokan harinya. Dan jika proses bleaching berhasil, koleksi akan nampak lebih bersih dan lebih cerah. 


Perlu diingat bahwa, hendaknya yang di-bleaching adalah koleksi yang benar-benar memerlukannya. Hal ini adalah karena proses bleaching itu sendiri memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Karenanya, jika koleksi tersebut masih bisa didapati di toko buku untuk buku barunya, barangkali tidak perlu dilakukan bleaching terhadapnya. Tugas pustakawanlah yang menentukan koleksi mana yang perlu di-bleaching


Satu lagi, bleaching sedikit banyak juga memiliki efek samping. Sebagaimana hasil penelitian ANRI tentang efek bleaching terhadap kertas, maka didapati kertas yang di-bleaching akan sedikit lebih tipis permukaannya, dan bisa saja mempengaruhi warna cetakannya (agak memudar). Karena itulah, pertimbangkan betul-betul untuk mengambil tindakan  bleaching ini terhadap koleksi bahan perpustakaan berbahan dasar kertas. Lakukan pula treatment nya dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai karena berharap warna kertas lebih putih, akibatnya gambar berwarna yang ada di sana menjadi rusak karenanya. Bagaimana pun, orisinalitas tetap lebih baik, dari pada cantik karena polesan. 


Semoga bermanfaat. 


Galeri

Proses Bleaching Gambar

Proses Bleaching Gambar